THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Friday, October 22, 2010

[Fanfic] The Red Candy (6)

Noda merah.

Bercak-bercak di tirai.

Cipratan pada bantal.

Menghitam.


Tapi tidak tersisa di dirinya.

Tidak tersisa di Lubang mata nya.

Tidak tersisa di bola matanya yang terjatuh di lantai.

Tidak tersisa di otaknya yang tercecer di tempat tidur.

Tidak ada.

Warna merah setetes pun.


"kau sudah dengar?" para kerabat dari keluarga yang sedang berduka berbisik tepat di depan kami. Tak menghiraukan keberadaan kami yang juga adalah 'keluarga' Yabu-kun. "kudengar Kouta-kun tewas dibunuh dengan cara yang tidak manusiawi!"

Hikaru menutup wajahnya dengan kedua tangan.

"ya... kudengar juga begitu... kasihan sekali..."

Inoochan dan Daichan terisak kencang.

"kenapa?"

Takaki menatap kosong.

"kudengar kedua bola matanya di congkel keluar..."

Keito menutup telinganya.

"...... dan... tengkorak kepalanya dipotong sampai otaknya tercecer keluar..."

Yuto mendadak berlari ke halaman rumah keluarga Yabu.

Dan, lagi. Ia memuntahkan seluruh isi perutnya.

"dan terakhir... tak tersisa setetes darah pun di tubuhnya...!!"

"eehh?! kejam sekali!!!"

Aku menangis.

Menjambak rambutku.

Menjerit penuh kegilaan.

Membuat seluruh tamu memandang ke arah kami dan saling berbisik.

Membuat kilatan blitz dari kamera para pencari berita membidik sosok kami.

Membuat 'si mata merah' menyeringai penuh kemenangan.

Membuatku menjerit lebih keras.

-------------------------------------------------------------------------------------------------------------

"daijoubu, Hikaru??"

"un.. daijoubu. Maaf telah membuat keributan. Blitz-blitz kamera mereka membuatku kesal. Dan tanpa sadar aku meninju kamera itu."

"hh... kurasa kejadian ini akan menjadi headline di seluruh berita tivi atau koran besok."

Darah segar.

"Yeah... pasti... Sebaiknya luka mu cepat di bersihkan. Lihat darahnya banyak sekali!"

Merah.

"eh? Chii? kenapa?"

Bau amis yang menyegarkan.

"sa-SAKIT!!! Chii!! Jangan memencet luka-ku seperti itu! Kamu mau apa?"

Membuatku haus.

"CHII!!!"

Teriakan Yuuto seketika menyadarkanku yang sebentar lagi akan melahap tangan Hikaru-kun. Ia segera menyeretku ke suatu ruangan kosong di rumah keluarga Yabu. Membuat para member JUMP terheran-heran melihat kami berdua.

"Jangan melakukannya!" perintahnya sambil terus menggenggam tanganku. Tak membiarkanku kabur darinya dan mencicip darah Hikaru-kun setetes pun.
"tadi sudah ku beritahu, bukan? kalau kau melakukan itu, kau akan dicurigai sebagai pembunuhnya."

"... maafkan aku..."

Yuuto menghela nafas dan menghempaskan dirinya diatas sofa sambil mengeluarkan sebuah pisau lipat dari saku celananya. "Aku membawa benda ini untuk berjaga-jaga... Tapi... ini pasti akan sedikit sakit..." gumamnya.

"eh? kau mau ap--"


.............

Merah.

Hangat.

Bau yang menusuk.

Mengalir di tenggorokanku.

0 comments: