THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Thursday, April 15, 2010

[Fanfic] The Red Candy (5)

Mata merah itu menangkap sosok kami dengan tatapan buas.

Mengejar langkah kami dengan kecepatan luar biasa.

Aku menoleh. Mencari bola mata merah menyala itu. Bergidik saat melihat ujung bibirnya yang melebar. Menyunggingkan seringaian ganas.

Aku mengetahuinya.

Makhluk itu...


Dan seketika ia lenyap.

Lenyap...


"hh- Yuuto-kun..."

Yuuto tetap berlari. Menggenggam tanganku erat dan menarikku agar langkah kaki ku yang kecil dapat menyeimbangi langkahnya. Tangannya yang merah bergetar hebat.

Tangannya yang merah.

Lengket.

Melekat di tanganku.

Bau amis besi.

Merah kehitaman.


"Yuuto-kun.. M-makhluk itu sudah tidak ada..."

Yuuto melambatkan langkahnya, menoleh, dan berhenti bergerak. Dadanya terlihat naik turun. Keringat membanjiri seluruh bagian tubuhnya. Tak bedanya dengan ku.

"ke-... mana??"

"tidak tau... tadi tiba-tiba hh-dia menghilang..."

"hhh-hh.. ka-kalau begitu.. kita jalan sedikit lagi.. ke tempat ramai..."


Merah

Darah.

Membanjiri lengan Yuuto.

Mengalir menuju tanganku yang di genggamnya erat.


Merah.

Darah Yuuto.

Menari di lidahku.

"Chii...? A-apa yang kau lakukan?"

--------------------------

-------------------------------------------------------------------------------

" kau baik-baik saja kan, Yuuto??!!"

"umm.. hanya terluka di lengan.. Tapi tidak apa-apa."

"La-lalu.. kamu bersama siapa sekarang??"

Yuuto menatapku.

Menatap luka di lengannya yang telah bersih dari darah yang tadi mengucur deras.

Menatap warna bibirku yang memerah.

Memandang lidahku yang tengah asik bermain-main di telapak tangannya yang lengket oleh darah yang mengering.

"aku... Bersama Chii sekarang..."

"eh??! Chii??!!"

"iya.. tadi aku tidak sengaja bertemu dengannya."

"dia baik-baik saja??"

"ya... baik. Sangat baik..."

"ahh.. yokatta..."

“kamu juga baik kan, Yabu-kun? Tak ada hal aneh di sekitarmu?”

“Ya.. Aku baik. Dan sejauh ini tidak ada hal mencurigakan apapun di sini. Yah.. walaupun aku sedikit khawatir karena sekarang aku sedang sendirian di rumah…”

“eh? Berhati-hati lah… Jangan lupa tutup semua akses masuk ke rumah mu… Ingat, Yabu-kun. Yang menyerangku manusia… Tapi dia tidak seperti manusia. Dan aku percaya 100% kalau dia… adalah orang membunuh Yamachan dan Ryuu…”

“umm... Aku mengerti… Berhati-hatilah saat pulang. Dan tolong jaga Chii-chan.”

“wakatta.. jya…”

Orang terakhir telah kami hubungi. Yabu-kun. Dan kami pastikan ke-enam teman kami untuk sementara ini baik-baik saja.

Yuuto berjongkok di depanku. Masih menatapku yang sedang asik menikmati telapak tangannya dan sedikit terkekeh geli saat lidahku kembali menyapu ruas-ruas tangannya.

“bagaimana Yabu-kun?”

“daijoubu… Dia aman dirumahnya…”

“ahh.. Yokatta…”

“unn…”

Yuuto terdiam. Dan tak lama kemudian ia tersenyum, mengusap-usap kepalaku dengan tatapan lembut penuh kesedihan. Aku membalas tatapannya dan menghentikan kegiatanku yang terlihat menjijikan.

“kau rindu pada Yamachan dan Ryutaro??”

“...... Ya… …”

Aku memeluknya erat dan bersandar pada dadanya. Mengusap-usap punggungnya yang lebar , berusaha menenangkannya dari kegalauan.
“unn… aku juga… Dan hampir saja aku kehilangan seorang teman lagi… Syukurlah kau masih hidup…”

Ia tersenyum padaku. Senyum pahit namun tulus. Sepertinya aku sudah lama sekali tidak melihat senyumnya…
“Aku juga bersyukur kau masih hidup…” katanya sambil membalas pelukanku. “nee… Chii… Boleh aku tanya sesuatu??”

“ya?”

“sejak kapan kau menyukai darah??”

---------------------------------------------------------------------------------------------------------

Pukul 10 malam, ponselku berbunyi.

Dan nama Yuuto-kun tertera jelas di sana.

“moshi-moshi??”

“Ch-chii...”

Suara yang parau.

Isakan yang tertahan.

Sama seperti saat itu.

Membuat jantungku berdegup kencang.

Aku tahu apa yang terjadi.

“Si… Siapa… sekarang…?”

Terdengar Yuuto yang mangambil nafas dalam. Mencoba untuk berbicara dengan tenang walau ia tahu ia takkan bisa karena isakan-isakan itu akan tetap berada di tenggorokannya.

“…Yabu-kun…”

Dan cairan hangat kembali meluncur dari mataku.

Merah.

Air mata darah.

Warna yang sama seperti makhluk hitam yang mengejar Yuuto beberapa jam yang lalu.

Dan bola mata merah itu ada tepat di hadapanku.

Merefleksikan dirinya di dalam sebuah cermin.

Seolah ingin menerkamku.

Ia menyeringai.


Merah yang kubenci.

2 comments:

Chibinen Yuuri said...

Huaaaaaaaaaaaaa,
q blogger baruuu. n jatuh cinta bgt ma smua fic2 muuuu~!!

q jg fujoshi kelas kakap,
pling dmen byangin chinen disiksa n diperkosa ama cwo, *yg lebih tua n tinggi dr dy*

alna Chinen itu ceweeekkkkkkkkk!!!!

xDDDD

Btw ff shounen ai a qo ga lanjut??????

Q DMEN BGT TUUUHHH T^T

Trs2, red candy a jg cpetan updet ya~~

*BOOWSSSS*

XDD

Minami no Sekai said...

eeeehhh???!!!
ADA YANG KOMEN?!!!!!!! *shock*

ahahahhahaa... maaf maaf... saya lama ga buka blog... XDD *deepbow*
Red Candy udah sampe part 9 kok sebenernya tapi belum di posting ke blog... dan yang Shounen-ai belom lanjut. mampet ide... ngahahahahaha!!! *dibantai*

maaf banget ya aku baru baca komen kamu... XD