THOUSANDS OF FREE BLOGGER TEMPLATES

Tuesday, November 3, 2009

Fanfic Shounen-ai part 1E

"Ta--kaki... kun...?? Uso.." sebuah ungkapan tak percaya keluar dari mulut sang penolongku saat melihat wajah laki-laki itu. Dan seolah tak ingin kalah terkejut, orang yang bernama Takaki itu pun terperanjat dari tempatnya duduk. Membelalakan kedua matanya. Mengeluarkan ekspresi yang sangat kacau.

"Da--.. Daiki.."

Daiki.. Itukah namanya??

"a-apa.. apa yang kau lakukan..!! kenapa kau--.. u-uso.. uso dayo??" Shock. Ia tak sanggup lagi merangkai kalimat yang akan dikeluarkannya menjadi sebuah rangkaian kata yang rancu.

"a-aku.. aku tidak tau.. aku.. oh!! apa yang kulakukan?!!! aku tak bisa mengendalikan diriku..! a-aku... go-gomen...!!"

Haruskah kuberitahukan alasannya pada mereka?

"... tapi bagaimana bisa.. aku mengenalmu!! tak mungkin kau-..!!"

Haruskah ku katakan padanya bahwa si Takaki itu tak sepenuhnya bersalah??

"Chii-chan??!"

Tiba-tiba dari arah pintu dibelakang muncul sebuah panggilan yang terdengar sangat familiar ditelingaku. Suara Yuto-kun.

"kau disini, Chii?? Aku mencarimu--.." menyadari ada sesuatu yang aneh pada diriku, dengan segera ia menghampiriku dan membungkuk disebelahku. Merangkulku yang sedang terduduk lemas. Memandang terkejut pada kedua orang yang berada didekatku.

"Chii.. kau--" ia terdiam. Melihat aku yang begitu kacau. Lusuh. dan basah. Tangannya menggenggam bahuku yang bergetar kencang. Ekspresi wajahnya begitu keras, begitu kalut saat melihatku terisak. Ia marah. Sangat marah.

"Apa yang kalian lakukan padanya?!!!" Yuto meninggikan suaranya. Mencengkram kerah kemeja Daiki. Nyaris memukulnya kalau saja Takaki tak menghentikan tindakan itu. Baru kali ini aku melihatnya begitu menakutkan..

"bu.. bukan dia!! dia tidak melakukan apa-apa! justru dialah yang menolong temanmu itu.." bela Takaki.

"benar itu, Chii?"

Satu anggukan kecil kulakukan disusul dengan lirikan tajam Yuto menuju mata Takaki.

"kau yang melakukannya??"
"...ya..." tak ada bantahan.. Dan hal itu menyebabkan sebuah kepalan keras mendarat tepat di pipi kirinya. Membuatnya terhempas di dinding keramik yang licin.

Aku menarik kaki jenjang Yuto. Berusaha memohon padanya untuk menghentikan tindakan kasar tersebut. Tapi seperti di butakan oleh amarah, Yuto terus mencerca Takaki.

"Yamete, Yuto-kun!!!" aku berteriak. Berusaha agar suaraku dapat menembus tembok amarahnya.

"ini salahku..!! SALAHKU!!! Seharusnya kau tahu itu!!!"

Ya.. semua salahku..

Ini semua karna penyakitku..

-bersambung-

0 comments: